TAHAP awal pertumbuhan anak sering kali disebut periode keemasan tiga tahun. Dalam rentang waktu usia 1-3 tahun, anak akan menampakkan dua gejala.
Gejala itu diistilahkan jendela kesempatan ([i]window of opportunit[/i]) dan masa kritis ([i]critical period[/i]). Pada periode keemasan ini pertumbuhan dan perkembangan buah hati perlu mendapat perhatian para orangtua. Karena itu, orangtua perlu memperhatikan jenis stimulasi yang bisa menunjang perkembangan otak anak dalam masa tumbuh dan kembang.
Pada masa pertumbuhan itu diartikan sebagai masa bertambahnya jumlah sel dan bertambahnya ukuran sel, atau bahasa sederhananya adalah tubuh bertambah besar secara keseluruhan. Sementara, perkembangan berupa interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya.
Pada masa perkembangan inilah, masa bertambahnya kemampuan dan keterampilan mereka. Orangtua perlu memperhatikan sejumlah perkembangan motor halus dan motor kasar, serta sosialisasi dan bahasa balita dalam periode keemasan mereka. Gerak-gerak anak, seperti menyusun menara kubus adalah salah satu gejala perkembangan motor halusnya.
Orangtua juga diminta jangan sampai melewatkan perkembangan motor kasar anak, seperti berdiri, berjalan, berlari, dan melompat. Biasanya, pada usia dua tahun, gerakan-gerakan tersebut mulai ditampakkan. Kecerdasan anak pada periode emas tidak hanya sampai di situ. Ada pula yang diistilahkan perkembangan sosialisasi. Dalam hal ini, menyangkut kemampuan balita untuk tersenyum dan menirukan kegiatan. Satu perkembangan penting lainnya adalah kemampuan berbicara dan menunjuk gambar.
Menurut dokter spesialis anak dr Herbowo AF Soetomenggolo SpA, macam-macam perkembangan anak tersebut tidak terlepas dari pemberian stimulasi, baik oleh orangtua maupun lingkungannya. Stimulasi yang baik dianggap sebagai kebutuhan otak karena berperan penting pada tingkat kecerdasan otak anak pada masa mendatang. Dengan begitu, pengaruh gizi cukup besar.
Kebutuhan nutrisi untuk menunjang perkembangan otak, di antaranya zat besi, lemak, dan kolesterol untuk myelin dan DHA, ARA, serta gangliosida untuk sel otak. Hampir semua produk susu usia perkembangan otak mengandung nutrisi tersebut.
"Stimulasi adalah cara terbaik untuk mengembangkan kemampuan anak. Stimulasi ini dapat dilakukan secara langsung oleh orangtua atau membuat lingkungan yang baik sehingga anak merasa nyaman mengeksplorasi diri terhadap lingkungannya. Dengan stimulasi ini, maka seluruh kemampuan anak, baik motorik kasar, motorik halus, bahasa, maupun personal sosial akan berkembang dengan baik. Perkembangan kemampuan ini turut menjadi faktor yang menentukan kecerdasan anak di kemudian hari," sebutnya pada acara [i]Baby Dance Video and Photo Contest[/i] yang diadakan Pampers di Kota Makassar, belum lama ini.
Jenis-jenis stimulasi, Herbowo menyebutkan, mencakup empat hal, yakni [i]taktil[/i], [i]vestibular kinestetik[/i], pendengaran, dan visual. Salah satu contoh saat orangtua mengajari anak menari dan mereka mampu menirukannya.
Stimulasi[i] taktil[/i] bisa terlihat dari posisi anak, [i]vestibular kinestetik[/i] pada saat anak bergoyang, pendengaran saat mendengarkan musik, dan visual saat melihat lingkungannya. Dalam hal ini, bisa melihat orangtuanya menari. Dalam mencapai stimulasi yang baik, anak perlu untuk dibiarkan mengeksplorasi diri dan lingkungannya.
Lebih lanjut dikatakan, orangtua juga tidak perlu membatasi gerak anak dengan berbagai perlakuan, semisal memberikannya baju terlalu ketat atau diapers yang terlalu berat maupun tempat tidur yang sempit.
"Agar anak bebas bergerak, pastikan tidak ada hal-hal yang membatasi gerakannya, seperti memberi diapers yang terlalu berat. Dengan membiarkan anak berbas bergerak, kita bisa melihat sejauh mana anak telah berkembang. Selain itu dengan bebas bergerak, semakin banyak keterampilan yang diperoleh anak sehingga kemampuan mereka makin bertambah sejalan dengan kecerdasannya," kata Herbowo.
Bermain adalah salah satu bentuk stimulasi yang dapat mengembangkan kemampuan motorik anak. Orangtua perlu sering mengajak anak bermain agar kecerdasannya terlatih. Kecerdasan dalam hal mengoordinasikan otak, otot, dan jaringan saraf dalam menggerakkan otot secara efektif untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya.
Satu kunci untuk mengembangkan otak anak adalah melakukan stimulasi sedini mungkin alias sejak lahir. Stimulasi dilakukan dengan intensitas yang cukup, seperti pada anak usia 1 tahun ke atas, aktivitas terstruktur per hari selama 30 menit, dan tidak terstruktur per hari selama 30 menit. Sebaiknya, orangtua tidak membiarkan anak tidak aktif lebih dari satu jam
Gejala itu diistilahkan jendela kesempatan ([i]window of opportunit[/i]) dan masa kritis ([i]critical period[/i]). Pada periode keemasan ini pertumbuhan dan perkembangan buah hati perlu mendapat perhatian para orangtua. Karena itu, orangtua perlu memperhatikan jenis stimulasi yang bisa menunjang perkembangan otak anak dalam masa tumbuh dan kembang.
Pada masa pertumbuhan itu diartikan sebagai masa bertambahnya jumlah sel dan bertambahnya ukuran sel, atau bahasa sederhananya adalah tubuh bertambah besar secara keseluruhan. Sementara, perkembangan berupa interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya.
Pada masa perkembangan inilah, masa bertambahnya kemampuan dan keterampilan mereka. Orangtua perlu memperhatikan sejumlah perkembangan motor halus dan motor kasar, serta sosialisasi dan bahasa balita dalam periode keemasan mereka. Gerak-gerak anak, seperti menyusun menara kubus adalah salah satu gejala perkembangan motor halusnya.
Orangtua juga diminta jangan sampai melewatkan perkembangan motor kasar anak, seperti berdiri, berjalan, berlari, dan melompat. Biasanya, pada usia dua tahun, gerakan-gerakan tersebut mulai ditampakkan. Kecerdasan anak pada periode emas tidak hanya sampai di situ. Ada pula yang diistilahkan perkembangan sosialisasi. Dalam hal ini, menyangkut kemampuan balita untuk tersenyum dan menirukan kegiatan. Satu perkembangan penting lainnya adalah kemampuan berbicara dan menunjuk gambar.
Menurut dokter spesialis anak dr Herbowo AF Soetomenggolo SpA, macam-macam perkembangan anak tersebut tidak terlepas dari pemberian stimulasi, baik oleh orangtua maupun lingkungannya. Stimulasi yang baik dianggap sebagai kebutuhan otak karena berperan penting pada tingkat kecerdasan otak anak pada masa mendatang. Dengan begitu, pengaruh gizi cukup besar.
Kebutuhan nutrisi untuk menunjang perkembangan otak, di antaranya zat besi, lemak, dan kolesterol untuk myelin dan DHA, ARA, serta gangliosida untuk sel otak. Hampir semua produk susu usia perkembangan otak mengandung nutrisi tersebut.
"Stimulasi adalah cara terbaik untuk mengembangkan kemampuan anak. Stimulasi ini dapat dilakukan secara langsung oleh orangtua atau membuat lingkungan yang baik sehingga anak merasa nyaman mengeksplorasi diri terhadap lingkungannya. Dengan stimulasi ini, maka seluruh kemampuan anak, baik motorik kasar, motorik halus, bahasa, maupun personal sosial akan berkembang dengan baik. Perkembangan kemampuan ini turut menjadi faktor yang menentukan kecerdasan anak di kemudian hari," sebutnya pada acara [i]Baby Dance Video and Photo Contest[/i] yang diadakan Pampers di Kota Makassar, belum lama ini.
Jenis-jenis stimulasi, Herbowo menyebutkan, mencakup empat hal, yakni [i]taktil[/i], [i]vestibular kinestetik[/i], pendengaran, dan visual. Salah satu contoh saat orangtua mengajari anak menari dan mereka mampu menirukannya.
Stimulasi[i] taktil[/i] bisa terlihat dari posisi anak, [i]vestibular kinestetik[/i] pada saat anak bergoyang, pendengaran saat mendengarkan musik, dan visual saat melihat lingkungannya. Dalam hal ini, bisa melihat orangtuanya menari. Dalam mencapai stimulasi yang baik, anak perlu untuk dibiarkan mengeksplorasi diri dan lingkungannya.
Lebih lanjut dikatakan, orangtua juga tidak perlu membatasi gerak anak dengan berbagai perlakuan, semisal memberikannya baju terlalu ketat atau diapers yang terlalu berat maupun tempat tidur yang sempit.
"Agar anak bebas bergerak, pastikan tidak ada hal-hal yang membatasi gerakannya, seperti memberi diapers yang terlalu berat. Dengan membiarkan anak berbas bergerak, kita bisa melihat sejauh mana anak telah berkembang. Selain itu dengan bebas bergerak, semakin banyak keterampilan yang diperoleh anak sehingga kemampuan mereka makin bertambah sejalan dengan kecerdasannya," kata Herbowo.
Bermain adalah salah satu bentuk stimulasi yang dapat mengembangkan kemampuan motorik anak. Orangtua perlu sering mengajak anak bermain agar kecerdasannya terlatih. Kecerdasan dalam hal mengoordinasikan otak, otot, dan jaringan saraf dalam menggerakkan otot secara efektif untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya.
Satu kunci untuk mengembangkan otak anak adalah melakukan stimulasi sedini mungkin alias sejak lahir. Stimulasi dilakukan dengan intensitas yang cukup, seperti pada anak usia 1 tahun ke atas, aktivitas terstruktur per hari selama 30 menit, dan tidak terstruktur per hari selama 30 menit. Sebaiknya, orangtua tidak membiarkan anak tidak aktif lebih dari satu jam
