Usia emas anak cenderung rusak karena sikap orangtua
Perkembangan kecerdasan dan mental seorang anak atau IQ/EQ sering dirusak para orangtua karena cara mengasuh, membimbing, serta membina anak pada "usia keemasan" (0 sampai enam tahun) dengan cara yang salah, yakni sekedar bicara bukan dengan sikap/teladan.
Pesan moral itu disampaikan dalam acara "Kumpul Seribu Bocah" yang digelar oleh Dinas Pendidikan Kaltim dalam rangkaian peringatan Hardiknas di Stadion Madya Sempaja, Minggu (17/5).
"Menurut para ahli, usia menyerap anak pada 'usia keemasan', yakni sampai enam tahun mencapai 70-80% yang efektif dibina
dengan cara sikap atau teladan orangtua, bukan hanya sekedar perintah atau bicara, jadi ibu-ibu jangan merusak kecerdasan dan mental anak
kita akibat kesalahan kita sendiri,"
Kalau kita perintahkan anak belajar, sementara orangtuanya nonton tivi, pasti anak tetap ikut nonton tivi. Kalaupun kita paksa anak belajar,
kemungkinan besar anak akan menangis, jika orangtua menyuruh belajar, maka orangtua juga harus memberi contoh belajar agar anak mau mengikutinya.Anak-anak butuh keteladanan dan contoh sikap tersebut bagi seorang anak akan tertanam kuat dalam benaknya sampai mereka
dewasa nanti.
Jika sejak kecil anak sudah terbiasa melihat orangtuanya berbuat apa saja, baik itu sholat dan mengaji, maka hal itu akan mereka ingat terus. Namun, apabila ayah dan ibunya sering berkelahi, maka kebiasaan orangtua akan terekam pula dan bisa terbawa menjadi sikap keras mereka saat dewasa, cara mendidik anak agar tidak ada unsur paksaan dan kekerasan, baik kekerasan secara lisan apalagi kekerasan secara fisik.
Pasalnya, hal itu justru bisa mempengaruhi lambat daya pikir, kreativitas, dan mental atau intelligent quatients dan emotional quotients (IQ/EQ) si
anak.
Sementara itu, panitia Kumpul Seribu Bocah, Sutikno yang juga salah seorang Kasi di Disdik Kaltim mengatakan bahwa salah satu
tujuan dilakukan acara tersebut adalah selain memberikan penyegaran terhadap anak tentang hiburan, juga memberikan tambahan ilmu kepada orangtua yang mengantar anaknya.
Cara mendongeng dan menyanyi lebih cepat mereka terima baik bagi anak-anak maupun para orangtua . Dalam rangkaian peringatan Hardiknas mari kita isi dengan hal yang benar-benar bermanfaat bagi dunia pendidikan, yakni melalui pesan moral ini, bukan sekedar hura-hura
Pendidikan di sekolah sifatnya hanya dukungan bagi perkembangan anak namun mempersiapkan generasi muda yang menjadi aset bangsa itu berawal dari rumah atau kehidupan keluarganya.
"Ketika memasuki dunia sekolah di SD, usia keemasan anak itu sudah lewat karena masuk sekolah, batas usia sudah tujuh tahun"
cara mendidik anak melalui dongeng sebelum tidur sebenarnya cara sangat tepat selain melalui sikap/teladan orangtua.
"Misalnya, kita akan menceritakan tokoh-tokoh yang bijaksana, berbudi serta orang-orang jahat. Jadi pesan moral yang kita sampaikan di dalam dongeng, termasuk cara pendidikan yang tepat. Namun, dengan perkembangan sekarang, anak kita manjakan dengan menonton tivi dan game"
Pihaknya berjanji bahwa dalam peringatan Hardiknas tahun-tahun akan datang, terus mengisinya dengan berbagai acara yang benar-benar bermanfaat bagi dunia pendidikan, bukan sekedar acara seremonial dan hura-hura.
ayo ibu2...tinggalin dolo sinetronnya hehehe....trus klow lagi ribut ma si bapak ntar aja ya....jangan di depan anak2...sep dah
Perkembangan kecerdasan dan mental seorang anak atau IQ/EQ sering dirusak para orangtua karena cara mengasuh, membimbing, serta membina anak pada "usia keemasan" (0 sampai enam tahun) dengan cara yang salah, yakni sekedar bicara bukan dengan sikap/teladan.
Pesan moral itu disampaikan dalam acara "Kumpul Seribu Bocah" yang digelar oleh Dinas Pendidikan Kaltim dalam rangkaian peringatan Hardiknas di Stadion Madya Sempaja, Minggu (17/5).
"Menurut para ahli, usia menyerap anak pada 'usia keemasan', yakni sampai enam tahun mencapai 70-80% yang efektif dibina
dengan cara sikap atau teladan orangtua, bukan hanya sekedar perintah atau bicara, jadi ibu-ibu jangan merusak kecerdasan dan mental anak
kita akibat kesalahan kita sendiri,"
Kalau kita perintahkan anak belajar, sementara orangtuanya nonton tivi, pasti anak tetap ikut nonton tivi. Kalaupun kita paksa anak belajar,
kemungkinan besar anak akan menangis, jika orangtua menyuruh belajar, maka orangtua juga harus memberi contoh belajar agar anak mau mengikutinya.Anak-anak butuh keteladanan dan contoh sikap tersebut bagi seorang anak akan tertanam kuat dalam benaknya sampai mereka
dewasa nanti.
Jika sejak kecil anak sudah terbiasa melihat orangtuanya berbuat apa saja, baik itu sholat dan mengaji, maka hal itu akan mereka ingat terus. Namun, apabila ayah dan ibunya sering berkelahi, maka kebiasaan orangtua akan terekam pula dan bisa terbawa menjadi sikap keras mereka saat dewasa, cara mendidik anak agar tidak ada unsur paksaan dan kekerasan, baik kekerasan secara lisan apalagi kekerasan secara fisik.
Pasalnya, hal itu justru bisa mempengaruhi lambat daya pikir, kreativitas, dan mental atau intelligent quatients dan emotional quotients (IQ/EQ) si
anak.
Sementara itu, panitia Kumpul Seribu Bocah, Sutikno yang juga salah seorang Kasi di Disdik Kaltim mengatakan bahwa salah satu
tujuan dilakukan acara tersebut adalah selain memberikan penyegaran terhadap anak tentang hiburan, juga memberikan tambahan ilmu kepada orangtua yang mengantar anaknya.
Cara mendongeng dan menyanyi lebih cepat mereka terima baik bagi anak-anak maupun para orangtua . Dalam rangkaian peringatan Hardiknas mari kita isi dengan hal yang benar-benar bermanfaat bagi dunia pendidikan, yakni melalui pesan moral ini, bukan sekedar hura-hura
Pendidikan di sekolah sifatnya hanya dukungan bagi perkembangan anak namun mempersiapkan generasi muda yang menjadi aset bangsa itu berawal dari rumah atau kehidupan keluarganya.
"Ketika memasuki dunia sekolah di SD, usia keemasan anak itu sudah lewat karena masuk sekolah, batas usia sudah tujuh tahun"
cara mendidik anak melalui dongeng sebelum tidur sebenarnya cara sangat tepat selain melalui sikap/teladan orangtua.
"Misalnya, kita akan menceritakan tokoh-tokoh yang bijaksana, berbudi serta orang-orang jahat. Jadi pesan moral yang kita sampaikan di dalam dongeng, termasuk cara pendidikan yang tepat. Namun, dengan perkembangan sekarang, anak kita manjakan dengan menonton tivi dan game"
Pihaknya berjanji bahwa dalam peringatan Hardiknas tahun-tahun akan datang, terus mengisinya dengan berbagai acara yang benar-benar bermanfaat bagi dunia pendidikan, bukan sekedar acara seremonial dan hura-hura.
ayo ibu2...tinggalin dolo sinetronnya hehehe....trus klow lagi ribut ma si bapak ntar aja ya....jangan di depan anak2...sep dah