Buat yang suka berpetualang ala Jurasic Park
Kota yang terletak di jatung dari pulau yang berbentuk kepala burung.. Yaitu Papua. Atau kita kenal dahulu Irian Jaya.
Pagi hari ketika check in di bandara sentani, Jayapura. Dengan persawat Trigana. Sebuah persawat type sedang. Kalo tidak salah twin otter. Berpenumpang sekitar 50 orang.
Masuk ke dalam persawat...
Wow... Sesuatu yang berbeda.. Ditengah2 persawat tertumpuk bamak dan juga barang lainnya.. Jadi kita duduk berhadapan dengan bamak.
Dari kabin persawat diumumkan persawat akan terbang sekitar 15 menit lagi.. Para penumpang diharuskan mengenakan sabuk pengaman.
15 mnt kemudian persawat take off dari landasan pacu sentani, jayapura. Diberitakan kurang lebih 1 jam persawat akan tiba di bandara wamena..
Ketika kami di udara.. Mau masuk ke kota wamena diberitakan lagi persawat akan kembali ke sentani..
Wah.. Bagaimana ini..
Ternyata kabut sudah mulai turun. Pilot tidak berani mengambil resiko. Karena untuk masuk kota wamena persawat harus melewati "celah" dua gunung. Persawat putar balik dan kembali ke airport di sentani.
Keesokan pagi harinya kami terbang ke wamena. Sesampainya di bandara wamena kami turun dari persawat. Angin khas pergunungan menerpa wajah kami.
Setelah mengambil ransel kami. Keluar pintu kami disambut seorang bapak2 dan anak2 kecil yang menggunakan koteka.. "Nayak..".. "Wah.." lalu kami pun membalas sapaan mereka.. "Nayak.." ibu2 dan wanita menggenakan salee.. "lauk.."
memandang sekeliling.. Kota yang indah.. Dikelilingi gunung.. Seperti berbentuk mangkok.. Itu sebabnya dinamakan lembah baliem. Penduduk asli banyak terkonsentrasi di kota wamena ini.
Suku besar adalah suku Dani & Yale.. Dan masih banyak suku2 kecil lainnya.. Diperkirakan ada lebih dari 200 dialek bahasa. Tiap keluarga wamena tinggal di 1 kelompok klan atau keluarga. Rumah mereka disebut honai.
Kami lalu mencari hotel yang dekat dengan bandara. Harga per malam pada tahun 2003 adalah 100.000 hotel sederhana
Kami pun bersiap mandi..
Brrr.. Air yang dingin sekali sperti air es. Hari itu kami beristirahat.
Keesokan harinya kami menjelajahi pasar. Buah markisa, wortel dan ada juga terong belanda demikian mereka menyebutnya, ubi atau mereka sebut petatas banyak terdapat di pasar. Ketika kami tanya.. "mama berapa kah harganya.." lalu ibu itu menjawab, "telibu tasu sumpuk.. Anak" (seribu satu tumpuk..)
Sore harinya kamipun makan mendapat informasi ada resto mas budi, udang kepitingnya luar biasa.. Mmm..
Udang kepiting adalah udang yang berkulit keras,, dan berada di danau Habema atau anak sungai baliem. Hidangan pun dikeluarkan.. Mmm.. Yumii... Membangkitkan selera.
Mmm hari dan kota yang luar biasa...
Bersambung...
Kota yang terletak di jatung dari pulau yang berbentuk kepala burung.. Yaitu Papua. Atau kita kenal dahulu Irian Jaya.
Pagi hari ketika check in di bandara sentani, Jayapura. Dengan persawat Trigana. Sebuah persawat type sedang. Kalo tidak salah twin otter. Berpenumpang sekitar 50 orang.
Masuk ke dalam persawat...
Wow... Sesuatu yang berbeda.. Ditengah2 persawat tertumpuk bamak dan juga barang lainnya.. Jadi kita duduk berhadapan dengan bamak.
Dari kabin persawat diumumkan persawat akan terbang sekitar 15 menit lagi.. Para penumpang diharuskan mengenakan sabuk pengaman.
15 mnt kemudian persawat take off dari landasan pacu sentani, jayapura. Diberitakan kurang lebih 1 jam persawat akan tiba di bandara wamena..
Ketika kami di udara.. Mau masuk ke kota wamena diberitakan lagi persawat akan kembali ke sentani..
Wah.. Bagaimana ini..
Ternyata kabut sudah mulai turun. Pilot tidak berani mengambil resiko. Karena untuk masuk kota wamena persawat harus melewati "celah" dua gunung. Persawat putar balik dan kembali ke airport di sentani.
Keesokan pagi harinya kami terbang ke wamena. Sesampainya di bandara wamena kami turun dari persawat. Angin khas pergunungan menerpa wajah kami.
Setelah mengambil ransel kami. Keluar pintu kami disambut seorang bapak2 dan anak2 kecil yang menggunakan koteka.. "Nayak..".. "Wah.." lalu kami pun membalas sapaan mereka.. "Nayak.." ibu2 dan wanita menggenakan salee.. "lauk.."
memandang sekeliling.. Kota yang indah.. Dikelilingi gunung.. Seperti berbentuk mangkok.. Itu sebabnya dinamakan lembah baliem. Penduduk asli banyak terkonsentrasi di kota wamena ini.
Suku besar adalah suku Dani & Yale.. Dan masih banyak suku2 kecil lainnya.. Diperkirakan ada lebih dari 200 dialek bahasa. Tiap keluarga wamena tinggal di 1 kelompok klan atau keluarga. Rumah mereka disebut honai.
Kami lalu mencari hotel yang dekat dengan bandara. Harga per malam pada tahun 2003 adalah 100.000 hotel sederhana
Kami pun bersiap mandi..
Brrr.. Air yang dingin sekali sperti air es. Hari itu kami beristirahat.
Keesokan harinya kami menjelajahi pasar. Buah markisa, wortel dan ada juga terong belanda demikian mereka menyebutnya, ubi atau mereka sebut petatas banyak terdapat di pasar. Ketika kami tanya.. "mama berapa kah harganya.." lalu ibu itu menjawab, "telibu tasu sumpuk.. Anak" (seribu satu tumpuk..)
Sore harinya kamipun makan mendapat informasi ada resto mas budi, udang kepitingnya luar biasa.. Mmm..
Udang kepiting adalah udang yang berkulit keras,, dan berada di danau Habema atau anak sungai baliem. Hidangan pun dikeluarkan.. Mmm.. Yumii... Membangkitkan selera.
Mmm hari dan kota yang luar biasa...
Bersambung...