Siapa sih yang tidak menikmati saat-saat puncak sewaktu bercinta. Namun biasanya, semakin bertambah usia, orang cenderung semakin tak menaruh perhatian pada hal-hal terkait seks. Lalu apa hubungan diantara berkurangnya frekwensi orgasme dengan kesehatan kita?
Sebenarnya, orgasme bukan hanya sekedar inti dari sebuah hubungan seksual, namun juga memiliki fungsi penting bagi kesehatan. Alfrde Kinsey, seorang psikolog melakukan penelitian tentang kehidupan seksual pria dan wanita di tahun 1950-an, yang membuatnya jadi terkenal saat itu.
Dalam salah satu laporan yang dirilis, Kinsey menyebut seks terbukti mampu mengurangi stress. Bagi kebanyakan orang yang menikmati seks dan orgasme secara teratur lebih membuat mereka tak agresif dan tak melakukan tindak kekerasan dari pada individu yang kurang.
Studi yang dilakukan bertahun-tahun kemudian menunjukan bahwa frekuensi hubungan seksual dan orgasme memperkecil tingkat kematian pada pria dan wanita. Sebagai tambahan, seks juga mengurangi resiko penyakit jantung pada kaum wanita. Orgasme juga membantu tubuh kita memerangi segala macam infeksi. Dan inilah alasan kenapa pasangan yang melakukan hubungan seksual secara aktif jauh dari penyakit.
Studi lain mengungkapkan kalau frekuensi ejakulasi mampu mengurangi resiko menakutkan dari kanker prostat. Studi ini juga menerangkan kalau bukan hanya resiko kanker prostat yang berkurang, tapi ferkuensi orgasme juga mampu mencegah rasa sakit waktu buang air kecil pada para pria di tahun-tahun senior mereka.
Sebenarnya, seks dan orgasme merupakan sebuah cara bagi tubuh kita untuk melepaskan stress dan kecemasan yang menumpuk sepanjang hari sejalan dengan aktivitas yang padat. Terlepas dari adanya bukti ilmiah atau bukan, yang perlu Anda sadari hanyalah bagaimana cara bersantai dan merasa tenang setelah Anda memperoleh orgasme dan Anda akan segera menyadari kalau tubuh Anda memang membutuhkan istirahat dari realitas.
Sebenarnya, orgasme bukan hanya sekedar inti dari sebuah hubungan seksual, namun juga memiliki fungsi penting bagi kesehatan. Alfrde Kinsey, seorang psikolog melakukan penelitian tentang kehidupan seksual pria dan wanita di tahun 1950-an, yang membuatnya jadi terkenal saat itu.
Dalam salah satu laporan yang dirilis, Kinsey menyebut seks terbukti mampu mengurangi stress. Bagi kebanyakan orang yang menikmati seks dan orgasme secara teratur lebih membuat mereka tak agresif dan tak melakukan tindak kekerasan dari pada individu yang kurang.
Studi yang dilakukan bertahun-tahun kemudian menunjukan bahwa frekuensi hubungan seksual dan orgasme memperkecil tingkat kematian pada pria dan wanita. Sebagai tambahan, seks juga mengurangi resiko penyakit jantung pada kaum wanita. Orgasme juga membantu tubuh kita memerangi segala macam infeksi. Dan inilah alasan kenapa pasangan yang melakukan hubungan seksual secara aktif jauh dari penyakit.
Studi lain mengungkapkan kalau frekuensi ejakulasi mampu mengurangi resiko menakutkan dari kanker prostat. Studi ini juga menerangkan kalau bukan hanya resiko kanker prostat yang berkurang, tapi ferkuensi orgasme juga mampu mencegah rasa sakit waktu buang air kecil pada para pria di tahun-tahun senior mereka.
Sebenarnya, seks dan orgasme merupakan sebuah cara bagi tubuh kita untuk melepaskan stress dan kecemasan yang menumpuk sepanjang hari sejalan dengan aktivitas yang padat. Terlepas dari adanya bukti ilmiah atau bukan, yang perlu Anda sadari hanyalah bagaimana cara bersantai dan merasa tenang setelah Anda memperoleh orgasme dan Anda akan segera menyadari kalau tubuh Anda memang membutuhkan istirahat dari realitas.