[img]https://i.servimg.com/u/f64/13/54/53/14/11033810.jpg[/img]
Syuting film barunya, Salt, di Oyster Bay, Long Island, membuat Angelina Jolie memboyong seluruh keluarganya ke kota tersebut. Di sela-sela syuting, Jolie kerap terlihat berbelanja di supermarket Stop & Shop, nongkrong bareng anak-anaknya di Dunkin' Donuts, restoran pizza, atau Border Books. Di waktu Jolie harus bekerja, giliran sang partner, Brad Pitt, terlihat mengantar anak-anaknya ke sekolah.
Pemandangan baru ini jelas menimbulkan "huru-hara" bagi penduduk kota kecil yang biasanya aman tenteram tersebut. Perubahan segera terasa pada cara ibu-ibu berdandan saat mengantar anaknya ke sekolah. Mereka mulai mengganti sepatu teplek dan sweater-nya dengan jins dan high heels. "Mereka sangat senang dengan kehadiran pasangan selebriti di sini," ujar seorang penduduk sekitar. "Ibu-ibu itu mencoba terlihat lebih kinclong. Kalau biasanya mereka cuma memakai celana olahraga, rambut awut-awutan, sekarang mereka memakai jins rancangan desainer dan high heels, yang dulu tak pernah mereka pakai. Biasanya yang merek Tod's atau Gucci. Rasanya semua berusaha lebih cantik. Pantaslah, ia (Pitt) memang tampan."
Dari cerita ini, muncul sedikit rasa penasaran. Untuk siapa sih sebenarnya kita berdandan? Betulkah untuk menarik hati pria meskipun pria tersebut bukan pasangan kita? Ataukah perempuan berdandan sekadar supaya diperhatikan oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan lain?
Nigel Barker, fotografer, mengatakan, “Kebanyakan perempuan berdandan untuk mereka sendiri. Pria kan umumnya tidak langsung menyadari apa yang dilihatnya. Jika teman perempuannya di kantor memakai baju yang sama setiap hari pun, kami tidak akan menyadarinya. Itu tidak ada dalam gen kami."
Sedangkan Anne Hathaway, bintang Bride & Wars, berpendapat, "Kebanyakan perempuan itu dandan untuk sahabatnya yang fashionable." Artinya mungkin, agar dilihat dan dipuji (bila dandanannya serasi) oleh sang teman.
Kedua pendapat di atas bisa saja benar, karena pasti ada perempuan yang berdandan untuk mendapatkan kesan tertentu dari pria maupun dari wanita. Tetapi kemungkinan besar, tujuannya tidak berhenti sampai di sini saja. Menurut Women's Wear Daily, kebanyakan dari kita pasti berdandan untuk kepuasan diri sendiri, untuk merasa cantik, atau untuk menjadi bagian dari dunia fashion. Sering kali perempuan bersaing dengan perempuan lain, entah yang dikenal atau tidak, dan berusaha tampil sebaik mungkin.
Perempuan juga berdandan sesuai tuntutan masyarakat, tidak sekadar untuk menyenangkan pria. Di kantor, misalnya, kita memilih dandanan yang terlihat formal atau profesional. Saat berkencan dengan pria yang baru dikenal, mungkin saja kita memang memilih pakaian yang bisa menarik perhatian teman kencan kita. Perempuan juga sebisa mungkin mengenakan gaun yang berbeda saat menghadiri resepsi perkawinan meskipun undangan resepsi tersebut (tentunya) datang dari pasangan yang berbeda, waktu dan tempat yang berbeda juga. Itu sebabnya setiap kali akan menghadiri resepsi perkawinan, kita jadi bingung, "Pakai baju apa, ya?"
Mata perempuan memang lebih jeli saat mengamati dandanan perempuan lain. Mereka selalu ingat, pakaian atau sepatu apa yang pernah dipakai temannya saat menghadiri sebuah acara. Seorang pria, rekan Kompas.com, mengaku baru menyadari bahwa wanita memang dianugerahi kemampuan tersebut. Hasilnya, ia jadi lebih mengerti mengapa istrinya selalu ribet saat bersiap-siap menghadiri resepsi perkawinan. Ia hanya belum bisa memahami, mengapa saat melihat gantungan pakaian yang berjejal-jejal di lemari pakaian pun sang istri masih bisa bilang, "Aduuuh... aku enggak punya baju nih!"
Apa pun tujuannya dan di mana pun lokasinya, niat perempuan dalam berdandan sebenarnya cuma satu: tampil terbaik. Berdandan dengan pantas, dan menerima pujian untuk itu adalah letak kepuasannya. Pujian dari orang-orang dari lingkungan pekerjaan atau pergaulan kadang kala dianggap lebih berarti daripada pujian dari pasangannya. Bisa jadi, pengakuan dari lingkungan terasa lebih "credible" daripada pengakuan dari pasangan. Sebab, pria umumnya memuji agar pasangannya bisa mempersingkat waktu dandannya.
Syuting film barunya, Salt, di Oyster Bay, Long Island, membuat Angelina Jolie memboyong seluruh keluarganya ke kota tersebut. Di sela-sela syuting, Jolie kerap terlihat berbelanja di supermarket Stop & Shop, nongkrong bareng anak-anaknya di Dunkin' Donuts, restoran pizza, atau Border Books. Di waktu Jolie harus bekerja, giliran sang partner, Brad Pitt, terlihat mengantar anak-anaknya ke sekolah.
Pemandangan baru ini jelas menimbulkan "huru-hara" bagi penduduk kota kecil yang biasanya aman tenteram tersebut. Perubahan segera terasa pada cara ibu-ibu berdandan saat mengantar anaknya ke sekolah. Mereka mulai mengganti sepatu teplek dan sweater-nya dengan jins dan high heels. "Mereka sangat senang dengan kehadiran pasangan selebriti di sini," ujar seorang penduduk sekitar. "Ibu-ibu itu mencoba terlihat lebih kinclong. Kalau biasanya mereka cuma memakai celana olahraga, rambut awut-awutan, sekarang mereka memakai jins rancangan desainer dan high heels, yang dulu tak pernah mereka pakai. Biasanya yang merek Tod's atau Gucci. Rasanya semua berusaha lebih cantik. Pantaslah, ia (Pitt) memang tampan."
Dari cerita ini, muncul sedikit rasa penasaran. Untuk siapa sih sebenarnya kita berdandan? Betulkah untuk menarik hati pria meskipun pria tersebut bukan pasangan kita? Ataukah perempuan berdandan sekadar supaya diperhatikan oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan lain?
Nigel Barker, fotografer, mengatakan, “Kebanyakan perempuan berdandan untuk mereka sendiri. Pria kan umumnya tidak langsung menyadari apa yang dilihatnya. Jika teman perempuannya di kantor memakai baju yang sama setiap hari pun, kami tidak akan menyadarinya. Itu tidak ada dalam gen kami."
Sedangkan Anne Hathaway, bintang Bride & Wars, berpendapat, "Kebanyakan perempuan itu dandan untuk sahabatnya yang fashionable." Artinya mungkin, agar dilihat dan dipuji (bila dandanannya serasi) oleh sang teman.
Kedua pendapat di atas bisa saja benar, karena pasti ada perempuan yang berdandan untuk mendapatkan kesan tertentu dari pria maupun dari wanita. Tetapi kemungkinan besar, tujuannya tidak berhenti sampai di sini saja. Menurut Women's Wear Daily, kebanyakan dari kita pasti berdandan untuk kepuasan diri sendiri, untuk merasa cantik, atau untuk menjadi bagian dari dunia fashion. Sering kali perempuan bersaing dengan perempuan lain, entah yang dikenal atau tidak, dan berusaha tampil sebaik mungkin.
Perempuan juga berdandan sesuai tuntutan masyarakat, tidak sekadar untuk menyenangkan pria. Di kantor, misalnya, kita memilih dandanan yang terlihat formal atau profesional. Saat berkencan dengan pria yang baru dikenal, mungkin saja kita memang memilih pakaian yang bisa menarik perhatian teman kencan kita. Perempuan juga sebisa mungkin mengenakan gaun yang berbeda saat menghadiri resepsi perkawinan meskipun undangan resepsi tersebut (tentunya) datang dari pasangan yang berbeda, waktu dan tempat yang berbeda juga. Itu sebabnya setiap kali akan menghadiri resepsi perkawinan, kita jadi bingung, "Pakai baju apa, ya?"
Mata perempuan memang lebih jeli saat mengamati dandanan perempuan lain. Mereka selalu ingat, pakaian atau sepatu apa yang pernah dipakai temannya saat menghadiri sebuah acara. Seorang pria, rekan Kompas.com, mengaku baru menyadari bahwa wanita memang dianugerahi kemampuan tersebut. Hasilnya, ia jadi lebih mengerti mengapa istrinya selalu ribet saat bersiap-siap menghadiri resepsi perkawinan. Ia hanya belum bisa memahami, mengapa saat melihat gantungan pakaian yang berjejal-jejal di lemari pakaian pun sang istri masih bisa bilang, "Aduuuh... aku enggak punya baju nih!"
Apa pun tujuannya dan di mana pun lokasinya, niat perempuan dalam berdandan sebenarnya cuma satu: tampil terbaik. Berdandan dengan pantas, dan menerima pujian untuk itu adalah letak kepuasannya. Pujian dari orang-orang dari lingkungan pekerjaan atau pergaulan kadang kala dianggap lebih berarti daripada pujian dari pasangannya. Bisa jadi, pengakuan dari lingkungan terasa lebih "credible" daripada pengakuan dari pasangan. Sebab, pria umumnya memuji agar pasangannya bisa mempersingkat waktu dandannya.