[b]Gara-gara Memotret Penis Pasien Saat Operasi[/b]
Washington, Kamis - Inilah akibatnya kalau melakukan tindakan gegabah di luar prosedur. Entah dengan maksud apa seorang dokter memotret penis pasiennya pada saat melakukan pembedahan atau operasi. Alhasil, sang dokter yang bekerja untuk rumah sakit terkemuka di AS itu pun harus menjalani sidang disiplner dan terancam pemecatan.
Adalah Dr Adam Hansen, dari Mayo Clinic Hospital di Arizona, yang kini kariernya berada di ujung tanduk. Ia dituduh melakukan pelanggaran karena memotret secara diam-diam ketika mengoperasi kantong empedu pasiennya pada awal Desember lalu.
Petaka berawal ketika kepala bagian bedah umum itu menunjukkan hasil jepretannya kepada dokter bedah lainnya. Bukan kebetulan pula, pasien yang dibedah Hansen adalah Sean Dubowik, pemilik sebuah klub penari telanjang yang mentato penisnya dengan kata-kata "Hot Rod".
Kabar tentang foto itu pun mulai heboh setelah salah seorang anggota staff bedah rumah sakit melaporkannya lewat telepon misterius kepada surat kabar lokal The Arizona Republic pada Senin lalu.
Pada hari yang sama, Mr Dubowik (37) juga mempelajari foto penis miliknya itu setelah mendapat telepon dari pihak rumah sakit yang pernah memanangi hadiah Nobel itu.
"Saya mendapat telepon aneh setelah operasi dari seorang dokter yang mengatakan bahwa ada sebuah masalah. Dia mengatakan Hansen ada di ujung telepon dan dia akan menjelaskannya," ungkap Dubowik.
Menurut Dubowik, Hansen juga telah membuat pengakuan kalau dirinya menggunakan sebuah ponsel untuk mengambil gambar saat memasang kateter pada penis
"Sekarang saya merasa privasi saya telah dilanggar, dikhianati dan dibuat jijik. Semakin saya lama saya duduk di sini, semakin marah saya dibuatnya", ungkap pria yang mentato penisnya demi taruhan senilai $1.000 itu.
Sementara itu pihak rumah sakit mengatakan bahwa Dr Hansen, yang dinonaktifkan selama proses investigasi, terancam sanksi pemecatan dalam sidang pengadilan pekan depan.
Chief executive Mayo Clinic Hospital, Denis Cortese, dalam sebuah pernyataan tertulis mengungkapkan "Penghinaan terhadap reputasi kami, pasien kami dan juga staff adalah kekejaman terbesar. Kami akan menangani masalah ini dengan sangat serious."
Washington, Kamis - Inilah akibatnya kalau melakukan tindakan gegabah di luar prosedur. Entah dengan maksud apa seorang dokter memotret penis pasiennya pada saat melakukan pembedahan atau operasi. Alhasil, sang dokter yang bekerja untuk rumah sakit terkemuka di AS itu pun harus menjalani sidang disiplner dan terancam pemecatan.
Adalah Dr Adam Hansen, dari Mayo Clinic Hospital di Arizona, yang kini kariernya berada di ujung tanduk. Ia dituduh melakukan pelanggaran karena memotret secara diam-diam ketika mengoperasi kantong empedu pasiennya pada awal Desember lalu.
Petaka berawal ketika kepala bagian bedah umum itu menunjukkan hasil jepretannya kepada dokter bedah lainnya. Bukan kebetulan pula, pasien yang dibedah Hansen adalah Sean Dubowik, pemilik sebuah klub penari telanjang yang mentato penisnya dengan kata-kata "Hot Rod".
Kabar tentang foto itu pun mulai heboh setelah salah seorang anggota staff bedah rumah sakit melaporkannya lewat telepon misterius kepada surat kabar lokal The Arizona Republic pada Senin lalu.
Pada hari yang sama, Mr Dubowik (37) juga mempelajari foto penis miliknya itu setelah mendapat telepon dari pihak rumah sakit yang pernah memanangi hadiah Nobel itu.
"Saya mendapat telepon aneh setelah operasi dari seorang dokter yang mengatakan bahwa ada sebuah masalah. Dia mengatakan Hansen ada di ujung telepon dan dia akan menjelaskannya," ungkap Dubowik.
Menurut Dubowik, Hansen juga telah membuat pengakuan kalau dirinya menggunakan sebuah ponsel untuk mengambil gambar saat memasang kateter pada penis
"Sekarang saya merasa privasi saya telah dilanggar, dikhianati dan dibuat jijik. Semakin saya lama saya duduk di sini, semakin marah saya dibuatnya", ungkap pria yang mentato penisnya demi taruhan senilai $1.000 itu.
Sementara itu pihak rumah sakit mengatakan bahwa Dr Hansen, yang dinonaktifkan selama proses investigasi, terancam sanksi pemecatan dalam sidang pengadilan pekan depan.
Chief executive Mayo Clinic Hospital, Denis Cortese, dalam sebuah pernyataan tertulis mengungkapkan "Penghinaan terhadap reputasi kami, pasien kami dan juga staff adalah kekejaman terbesar. Kami akan menangani masalah ini dengan sangat serious."