Dunia Wanita

Mulai Terhitung 17 Sept 2011 - 6 hari kedepan http://www.duniawanita.org akan bs di akses dengan alamat http://www.duniawanita.us
dan untuk selanjutan artikel akan update di website baru.
---------------------
Silahkan Kunjungi Website DWI
dengan tampilan dan artikel baru :
http://www.duniawanita.us

Join the forum, it's quick and easy

Dunia Wanita

Mulai Terhitung 17 Sept 2011 - 6 hari kedepan http://www.duniawanita.org akan bs di akses dengan alamat http://www.duniawanita.us
dan untuk selanjutan artikel akan update di website baru.
---------------------
Silahkan Kunjungi Website DWI
dengan tampilan dan artikel baru :
http://www.duniawanita.us

Dunia Wanita

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Indonesian Female'S Forum - Dunia Wanita Indonesia


    Dreams ...

    endah
    endah
    Jr. Sun Flower
    Jr. Sun Flower


    Total Post : 20
    Dreams ... Left_bar_bleue17 / 99917 / 999Dreams ... Right_bar_bleue


    Joint date : 2008-12-16

    Dreams ... Empty Dreams ...

    Post  endah 29/12/08, 09:19 am

    [i][b]Dikutip dari buku "Enrich your life everyday"
    Lumayan bagus untuk dibaca...[/b][/i]

    -----------------------------------------------------------



    [i][b]Inspirational Letter, 23 Mei 2007
    Daily Letter for the inspirational people
    [/b][/i]

    Sasha, anak saya yang pertama, punya sebuah "buku impian" yang ditulis
    diam2 di kamarnya. Kemarin, saya memperoleh privilege untuk membaca buku
    impian nya. Dan saya cukup kaget dengan apa yang ditulis anak saya.
    Isinya dahsyat. Mulai dari nama SMP favorit (dengan tulisan besar2
    dibawahnya: Diterima!), nilai yang ingin dicapai lulus SD nanti, dengan
    siapa dia ingin menikah (ya, padahal dia baru 11 tahun), keinginan punya
    pesawat terbang sendiri, rumah di Hollywood dan Itali, bahkan
    dicantumkan juga punya uang sebesar $ 96 trilyun. Ya, dia menulis dalam
    dollar dan nol dua belas. Bapak nya saja tidak berani bermimpi
    se-dahsyat itu. Hampir saja saya nyletuk: "Emang kamu siapa? Paris
    Hilton?"


    Saya jadi teringat cerita ikon internet marketing Indonesia, Anne Ahira,
    sewaktu mengikuti seminar internet marketingnya beberapa waktu lalu.
    Ahira kecil juga adalah pengkhayal yang hebat. Saking ingin nya keliling
    dunia, ia pernah menempelkan foto diri nya di kalender yang berisi
    gambar2 kota dunia. Jadi waktu kecil Ahira sudah punya "foto" dirinya
    didepan obyek wisata dunia, seperti misalnya di depan Golden Gate,
    Menara Eiffel, dsb. Gambar-gambar tadi di fotocopy dan ditempel di
    dinding. Ahira kecil ngotot, sekalipun Ibu nya mencoba meyakinkan bahwa
    keliling dunia hanyalah mimpi bagi anak seorang buruh pabrik dan penjual
    gado-gado.


    Dan belakangan, Ahira dan Ibu nya menangis terharu setelah melihat foto
    Ahira yang dimuat di Kompas yang menggambarkan dia sedang di depan
    Golden Gate. Pose nya sama persis dengan foto khayalan Ahira sewaktu
    kecil. Luar biasa. Thoughts become Things.


    Pikiran anak-anak memang sangat jernih. Saya yakin sewaktu kecil kita
    semua berani bermimpi dengan segala kepolosan kita. Tanpa ada
    ketakutan-ketakutan apakah mimpi kita akan menjadi nyata atau tidak.
    Barangkali konsep-konsep seperti: berpikir positif, law of attractions,
    dsb. sebenarnya sudah diinstall oleh Tuhan di otak kita semua sejak kita
    lahir. Hanya lambat laun pikiran jernih tadi hilang. Hingga saat kita
    dewasa, seringkali sangat sulit untuk diinstall ulang.


    Anak-anak berpikir dengan cara yang berbeda dengan kita. Ada sebuah
    cerita, seorang konsultan yang sedang membantu memecahkan masalah di
    sebuah perusahaan yang sudah listed di bursa suatu ketika ikut
    menghadiri manajemen meeting untuk memecahkan suatu masalah. Sang
    konsultan membuat sebuah titik di papan tulis. Dan bertanya:"gambar apa
    ini?". Seluruh anggota manajemen kompak dengan jawaban:"sebuah titik
    hitam di papan tulis putih". Sang konsultan tiga kali mengulang
    pertanyaan yang sama, dan mendapat jawaban yang sama. Sang konsultan pun
    geleng-geleng kepala."Kemarin saya menanyakan pertanyaan yang sama di
    sebuat TK, dan mendapat 50 jawaban yg berbeda..." Ya, bagi anak-anak,
    titik hitam tadi dapat menjadi mata seekor burung, bola semut, lalat
    nemplok, dsb. Kreatifitas para pemimpin puncak perusahaan tadi kalah
    jauh dengan anak TK. Padahal kreatifitas sangat diperlukan dalam
    memecahkan masalah.


    Tidak heran jika Picasso sampai pernah berkata: "Every child is an
    artist. The challenge is to remain an artist after you grow up". Ya,
    pelan-pelan kita berubah menjadi orang dewasa dengan meniadakan
    kehebatan cara berpikir anak-anak yang super kreatif itu.


    Menurut pengamatan saya, anak-anak ternyata selalu menerapkan 3B yang
    seringkali sudah kita lupakan:


    [b]Berimajinasi[/b]

    Anak-anak adalah gudang nya imajinasi. Hari ini mereka bisa menjadi
    guru, besok menjadi perawat, besok lagi menjadi pembalap, dsb. Hari ini
    bisa perang-perangan di tengah hutan, besok bisa di dalam pesawat
    angkasa. Imajinasi ternyata sangat penting dalam dunia pemasaran. Saya
    teringat cerita salah seorang teman saya yang pekerjaannya seorang
    marketer. Sebelum merumuskan strategi marketing. Bahkan jauh pada saat
    produk baru sedang di rumuskan, tim mereka berimajinasi. Misalnya dengan
    membayangkan bahwa produk tadi adalah sesosok manusia. Berapa umurnya,
    apa hobby nya, pekerjaanya, kemana kalau "hang-out", minumnya apa,
    makanya apa, dst. Ini yang kemudian menjadi bahan untuk mengembangkan
    materi-materi iklan. Karena sudah memiliki imajinasi tentang "karakter"
    produk tadi, maka penyusunan program marketing menjadi lebih mudah.


    Buat anak-anak, tidak ada yang tidak mungkin. Imajinasi mereka spontan
    dan tidak terlalu memikirkan "the how" nya. Karena bagi anak-anak
    semuanya mungkin terjadi. Justru orang dewasa yang sering "menyabotase"
    pikiran jernih mereka dengan kata2: "ah, mana mungkin".Bayangkan kalau
    cara berimajinasi anak-anak ini kita terapkan dalam menetapkan visi kita
    kedepan. Kita tidak akan diganggu dengan pikiran-pikiran negatif "ah
    mana mungkin" tadi.


    [b]Bermain[/b]

    Bagi anak-anak semuanya hanyalah permainan. Dengan demikian tidak ada
    "masalah" bagi anak-anak. Semua hal bisa dilihat dari sisi yang
    menyenangkan. Lihat saja, sewaktu bencana banjir di Jakarta yang baru
    lalu, anak-anak yang justru ceria bermain di tengah banjir. Anak-anak
    lebih pandai melihat sisi menyenangkan dari setiap "persoalan". Coba
    kalau ini kita terapkan dalam keseharian. Betapa "persoalan" akan lebih
    mudah kita hadapi. Semua menjadi permainan yang menyenangkan.

    Saya dulu punya teman yang hampir putus asa karena punya banyak hutang.
    Saya juga sudah bingung mau ngomong apa. Ketika saya ucapkan kata-kata:"
    its just a game man ...", ternyata dia langsung bangkit kembali. Dia
    mendapat inspirasi bahwa bisnis yg dia jalani toh hanyalah permainan.
    Bahwa skor nya saat ini minus, hanyalah skor, dan mulai sekarang dia
    bisa bermain lebih bagus untuk mendapay skor yang lebih besar. Its just
    a game. And its fun!


    [b]Belajar[/b]

    Siapa bilang anak-anak malas belajar. Justru mereka belajar setiap
    waktu. Saya pernah baca berita suatu penelitian di MIT yang menyimpulkan
    bahwa cara belajar anak2 itu seperti para scientist. Mereka sangat
    tertarik hubungan kausalitas. Bagaimana kalau saya melakukan ini, apa
    reaksi nya. Ini adalah dasar eksperimen. Dan banyak eksperimen yang
    mereka lakukan. Bagaimana kalau mobil-mobilan ini ban nya dicopot?
    Bagaimana kalau rambut boneka Barbie ini dipotong, dsb. Rasa ingin tahu
    yang besar ini, sebenarnya bisa menjadi pendorong kesuksesan yang luar
    biasa jika kita pertahankan hingga dewasa.

    Anak-anak belajar secara alamiah untuk menjadi lebih baik. Seorang bayi
    yang belajar berjalan, setiap kali jatuh akan bangkit kembali. Berapa
    kali seorang anak terjatuh dari sepeda? Apakah dia akan berhenti dan
    meratap. Tidak, dia akan tertawa, bangkit lagi, dan bersepeda lebih
    baik. Ini adalah proses belajar yang luar biasa. Berani mencoba, berani
    jatuh dan berani mengevaluasi diri, ini yang sayangnya sering hilang
    pada saat kita menjadi manusia dewasa.

    Jadi, kalau Anda sekarang adalah anak-anak, Anda mau menjadi siapa?
    Menjadi Spiderman? Batman? Donald Trump? Atau mau jadi Paris Hilton?
    Selamat berimajinasi.

    Sumber : Fauzi Rachmanto

      Similar topics

      -

      Current date/time is 07/05/24, 01:20 pm