[b][font:eed9=Georgia][size=12][color:eed9=#4b0082]Suatu hari
ada vestival MTQ khusus untuk para pelacur di kota buaya, Surabaya,
yang ditempatkan di Bangunsari, komplek pelacuran kelas populis
terbesar di kota itu. Tiba-tiba seorang pelacur dengan pakaian ketat,
eksotis dan menantang, datang dengan membawa tasbih di arena itu.
Tasbihnya terus berputar, sesekali mulutnya komat-kamit, mendesahkan
dzikir. Sebuah pemandangan yang ekstrim! [/color][/size][/font][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]Acara itu
cukup mengundang perhatian publik, sekaligus mengharukan dan menyayat
hati. Betapa tidak, acara itu dimulai dengan pembacaan Shalawat Badar,
bak pasukan hendak menuju medan pertempuran. Mereka berkerudung,
sebagian berjilbab, dan sebagian berpakaian layaknya pelacur pula,
seronok.[/color][/font][/size][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]Ketika
saya diundang untuk mengamati prosesi itu, saya datang pada pelacur
yang bertasbih. Apa gerangan yang menimpa nasib hamba Allah yang
eksostis ini? “Jangan dikira, Mas, soal hati dan jiwaku, saya tidak mau
kalah dengan seorang Kiai.” Sebuah ungkapan jujur, tulus dan cukup
kontroversial, tetapi benar-benar menusuk jantung saya paling dalam.[/color][/font][/size][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]Saya
terharu mendengarkan kalimat itu, bahkan airmata saya mulai mengembang
tidak terasa. Saya hanya berfikir sederhana, siapa yang tahu drama
terakhir dari kehidupan seseorang? Siapa tahu hari ini ia menjadi
penjaja nafsu liar, di akhir hayatnya justru menjadi Kekasih Allah?
Siapa tahu ia hanya melacurkan tubuhnya, sementara hati dan jiwanya
hanya untuk Allah? Siapa tahu dia ini bukan pelacur, tetapi seorang
gadis yang ditugaskan oleh Allah untuk menyamar sebagai pelacur?
Ataukah memang dia pelacur beneran, dan memiliki tingkat spiritual yang
sangat eksotis, sampai tahap paling ekstrim: dunia pelacur dan dunia
spiritual dalam satu tubuh? Wallahu A’lam. [/color][/font][/size][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]Belum
selesai saya mengakhiri ketercenganan, saya dikejutkan lagi oleh
jawaban yang cukup meruntuhkan seluruh dada saya, ketika saya bertanya
tentang keluarga dia. “Saya seorang janda Mas, dengan dua orang anak,
laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki saya sedang menghafal Al-Qur’an
di sebuah pesantren, sedangkan anak perempuan saya sekolah di madrasah
di kampung, ikut neneknya. Saya melacur ini untuk membiayai hidup
mereka berdua, dan setiap hari saya berdoa, agar anak saya jadi Ulama
yang saleh, sementara yang perempuan jadi perempuan shalihat yang
berguna.” [/color][/font][/size][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]Perempuan
itu menitikkan airmatanya. Airmata itu, rasanya penuh dengan ampunan
Allah. Saya melihat hatinya menangis, berluka-luka. Luka itu sepertinya
jadi pledoi di akhirat nanti. Apakah Allah tega menyiksa hambaNya yang
terluka seperti dirinya, sementara ia berjuang tanpa putus asa, agar
dua anaknya menjadi ahli syurga?[/color][/font][/size][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]sengaja posting supaya [/color][/font][/size][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]kita jangan terlalu memandang remeh sama seseorang [/color][/font][/size][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]apapun pekerjaan mereka...karena hanya Allah sajalah yang berhak menilai [/color][/font][/size][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]baik buruknya seorang hamba....
[/color][/font][/size][/b][quote][b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]PS: tangapi tulisan diatas dgn bijak[/color][/font][/size][/b][/quote]
[b]
[/b]
ada vestival MTQ khusus untuk para pelacur di kota buaya, Surabaya,
yang ditempatkan di Bangunsari, komplek pelacuran kelas populis
terbesar di kota itu. Tiba-tiba seorang pelacur dengan pakaian ketat,
eksotis dan menantang, datang dengan membawa tasbih di arena itu.
Tasbihnya terus berputar, sesekali mulutnya komat-kamit, mendesahkan
dzikir. Sebuah pemandangan yang ekstrim! [/color][/size][/font][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]Acara itu
cukup mengundang perhatian publik, sekaligus mengharukan dan menyayat
hati. Betapa tidak, acara itu dimulai dengan pembacaan Shalawat Badar,
bak pasukan hendak menuju medan pertempuran. Mereka berkerudung,
sebagian berjilbab, dan sebagian berpakaian layaknya pelacur pula,
seronok.[/color][/font][/size][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]Ketika
saya diundang untuk mengamati prosesi itu, saya datang pada pelacur
yang bertasbih. Apa gerangan yang menimpa nasib hamba Allah yang
eksostis ini? “Jangan dikira, Mas, soal hati dan jiwaku, saya tidak mau
kalah dengan seorang Kiai.” Sebuah ungkapan jujur, tulus dan cukup
kontroversial, tetapi benar-benar menusuk jantung saya paling dalam.[/color][/font][/size][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]Saya
terharu mendengarkan kalimat itu, bahkan airmata saya mulai mengembang
tidak terasa. Saya hanya berfikir sederhana, siapa yang tahu drama
terakhir dari kehidupan seseorang? Siapa tahu hari ini ia menjadi
penjaja nafsu liar, di akhir hayatnya justru menjadi Kekasih Allah?
Siapa tahu ia hanya melacurkan tubuhnya, sementara hati dan jiwanya
hanya untuk Allah? Siapa tahu dia ini bukan pelacur, tetapi seorang
gadis yang ditugaskan oleh Allah untuk menyamar sebagai pelacur?
Ataukah memang dia pelacur beneran, dan memiliki tingkat spiritual yang
sangat eksotis, sampai tahap paling ekstrim: dunia pelacur dan dunia
spiritual dalam satu tubuh? Wallahu A’lam. [/color][/font][/size][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]Belum
selesai saya mengakhiri ketercenganan, saya dikejutkan lagi oleh
jawaban yang cukup meruntuhkan seluruh dada saya, ketika saya bertanya
tentang keluarga dia. “Saya seorang janda Mas, dengan dua orang anak,
laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki saya sedang menghafal Al-Qur’an
di sebuah pesantren, sedangkan anak perempuan saya sekolah di madrasah
di kampung, ikut neneknya. Saya melacur ini untuk membiayai hidup
mereka berdua, dan setiap hari saya berdoa, agar anak saya jadi Ulama
yang saleh, sementara yang perempuan jadi perempuan shalihat yang
berguna.” [/color][/font][/size][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]Perempuan
itu menitikkan airmatanya. Airmata itu, rasanya penuh dengan ampunan
Allah. Saya melihat hatinya menangis, berluka-luka. Luka itu sepertinya
jadi pledoi di akhirat nanti. Apakah Allah tega menyiksa hambaNya yang
terluka seperti dirinya, sementara ia berjuang tanpa putus asa, agar
dua anaknya menjadi ahli syurga?[/color][/font][/size][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]sengaja posting supaya [/color][/font][/size][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]kita jangan terlalu memandang remeh sama seseorang [/color][/font][/size][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]apapun pekerjaan mereka...karena hanya Allah sajalah yang berhak menilai [/color][/font][/size][/b]
[b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]baik buruknya seorang hamba....
[/color][/font][/size][/b][quote][b][size=12][font:eed9=Georgia][color:eed9=#4b0082]PS: tangapi tulisan diatas dgn bijak[/color][/font][/size][/b][/quote]
[b]
[/b]