Persaingan kerja yang semakin ketat, mau tidak mau membuat kita harus ekstra memutar otak mencari cara untuk bertahan hidup.
Sempitnya lapangan kerja membuat sebagian orang memilih untuk berwirausaha. Karena itu, jangan pernah takut untuk mulai membuka usaha sendiri.
Seperti Maryuki, pria kelahiran Yogyakarta yang membuka usaha kerajinan pajangan boneka berbahan dasar resin dan limbah serutan kayu.
Di daerah asalnya, Kulon Progo, juara 1 Citi Microentrepreneurship Award 2009 kategori kerajinan itu mengelola usahanya bersama sang istri. Awalnya Maryuki juga tak pernah berfikir untuk mengembangkan sendiri usaha kerajinan pajangan.
Namun, tahun 2007 berbekal pendidikan seni rupa yang pernah dipelajarinya dan modal Rp.1 juta dari hasil tabungannya, Maryuki bertekad memperbaiki nasibnya.
Siapa sangka, berkat keuletannya usaha Maryuki ini makin maju. Saat ini dia mampu memproduksi pajangan dengan beraneka bentuk seperti boneka berbentuk taruna dan replika pesawat tempur, serta aneka pajangan lainnya.
Bahkan, pria yang pernah membuat desain World Trade Center di Bantul ini turut membantu warga sekitar dengan mempekerjakan 5 hingga 10 orang ditempatnya.
Sekelumit cerita tentang Maryuki ini mungkin bisa menjadi inspirasi untuk anda. Ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan bila anda berniat memulai usaha sendiri. Apalagi bagi anda yang memiliki modal cenderung minim. Diantaranya:
Tentukan bidang apa yang akan anda fokuskan. Sebisa mungkin jangan hanya ikut-ikutan tren. Anda harus mengkaji dari dalam diri sendiri bidang yang dikuasai dan sekiranya mampu anda kelola.
Jangan memaksakan diri untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya dengan berinvestasi pada banyak bidang. akan lebih baik untuk menghindari kerugian yang banyak. Niatkan dalam hati untuk serius menggeluti bidang tersebut.
Asah kemampuan diri (personal skill) sesuai dengan bidang yang dipilih. Jangan takut untuk belajar, bertanya, sharing dan menggali ilmu dari mereka yang sudah berhasil.
Sebisa mungkin anda harus mempunyai modal awal sendiri alias hindari ungkapan “modal dengkul”. Anda bisa memperolehnya dengan menabung sebelumnya.
Bila memang tidak memungkinkan untuk memilikinya maka anda bisa meminjam dari bank, dengan mengajukan Kredit Tanpa Agunan (KTA) misalnya atau lembaga peminjaman seperti BPR, Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Unit Simpan Pinjam (USP), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Lumbung Kredit Pedesaan (LKP), Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Koperasi Kredit (Credit Union), BMT, Koperasi Syariah, PPMK, Arisan, dan lain-lain.
Menjaga spirit entrepreneur atau semangat berwirausaha juga penting agar bisnis tetap bertahan. Bila usaha sudah berjalan, jangan lupa untuk membuat pembukuan. Catat harta dan hutang anda. Hal tersebut penting karena dari sanalah anda bisa mengukur skala keberhasilan bisnis anda.
Sempitnya lapangan kerja membuat sebagian orang memilih untuk berwirausaha. Karena itu, jangan pernah takut untuk mulai membuka usaha sendiri.
Seperti Maryuki, pria kelahiran Yogyakarta yang membuka usaha kerajinan pajangan boneka berbahan dasar resin dan limbah serutan kayu.
Di daerah asalnya, Kulon Progo, juara 1 Citi Microentrepreneurship Award 2009 kategori kerajinan itu mengelola usahanya bersama sang istri. Awalnya Maryuki juga tak pernah berfikir untuk mengembangkan sendiri usaha kerajinan pajangan.
Namun, tahun 2007 berbekal pendidikan seni rupa yang pernah dipelajarinya dan modal Rp.1 juta dari hasil tabungannya, Maryuki bertekad memperbaiki nasibnya.
Siapa sangka, berkat keuletannya usaha Maryuki ini makin maju. Saat ini dia mampu memproduksi pajangan dengan beraneka bentuk seperti boneka berbentuk taruna dan replika pesawat tempur, serta aneka pajangan lainnya.
Bahkan, pria yang pernah membuat desain World Trade Center di Bantul ini turut membantu warga sekitar dengan mempekerjakan 5 hingga 10 orang ditempatnya.
Sekelumit cerita tentang Maryuki ini mungkin bisa menjadi inspirasi untuk anda. Ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan bila anda berniat memulai usaha sendiri. Apalagi bagi anda yang memiliki modal cenderung minim. Diantaranya:
Tentukan bidang apa yang akan anda fokuskan. Sebisa mungkin jangan hanya ikut-ikutan tren. Anda harus mengkaji dari dalam diri sendiri bidang yang dikuasai dan sekiranya mampu anda kelola.
Jangan memaksakan diri untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya dengan berinvestasi pada banyak bidang. akan lebih baik untuk menghindari kerugian yang banyak. Niatkan dalam hati untuk serius menggeluti bidang tersebut.
Asah kemampuan diri (personal skill) sesuai dengan bidang yang dipilih. Jangan takut untuk belajar, bertanya, sharing dan menggali ilmu dari mereka yang sudah berhasil.
Sebisa mungkin anda harus mempunyai modal awal sendiri alias hindari ungkapan “modal dengkul”. Anda bisa memperolehnya dengan menabung sebelumnya.
Bila memang tidak memungkinkan untuk memilikinya maka anda bisa meminjam dari bank, dengan mengajukan Kredit Tanpa Agunan (KTA) misalnya atau lembaga peminjaman seperti BPR, Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Unit Simpan Pinjam (USP), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Lumbung Kredit Pedesaan (LKP), Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Koperasi Kredit (Credit Union), BMT, Koperasi Syariah, PPMK, Arisan, dan lain-lain.
Menjaga spirit entrepreneur atau semangat berwirausaha juga penting agar bisnis tetap bertahan. Bila usaha sudah berjalan, jangan lupa untuk membuat pembukuan. Catat harta dan hutang anda. Hal tersebut penting karena dari sanalah anda bisa mengukur skala keberhasilan bisnis anda.