[img]https://i.servimg.com/u/f64/13/54/53/14/08553510.jpg[/img]
Tidak mudah menangani kasus anak yang terinfeksi HIV. Ada banyak hal yang harus diperhatikan.
Dr.
Dina Muktiarti, SpA dokter spesialis anak RSCM di Jakarta, Jumat (8/5)
mengatakan ada beberapa masalah penanganan anak yang terinveksi HIV di
Indonesia. Masalah tersebut seperti obat HRV yang jenis obatnya
terbatas, dokter anak terlatih terbatas, kepatuhan pasien pada ARV,
problem makan anak karena HIV.
”Tidak ada kebiasaan rutin
mengkonsumsi ARV pada anak. Mereka biasanya menolak minum obat karena
rasa yang tidak enak,” ucapnya.
Menurutnya, untuk di RSCM
tercatat sekitar 250 kasus anak yang terdeteksi HIV selama 13 tahun
terakhir. ”Di luar negeri ada kasus pengidap HIV anak yang dapat
bertahan sampai 20 tahun. Sedangkan di Indonesia hanya bertahan sampai
12 tahun karena lambatnya deteksi awal,” katanya.
Dr. Yudiatmo,
SpOG, ahli kebidanan dan kandungan RSCM mengatakan faktor yang memegang
peranan penting penularan kepada anak adalah jumlah virus ibu. Semakin
banyak jumlah virus maka makin berisiko tertular pada anak atau bayi.
”Mekanisme
penularan bisa dari darah ibu, plasenta, ketuban, dan air susu ibu.
Jadi disarankan ibu yang positif HIV selama kehamilan rutin meminum
ARV. Pada proses melahirkan sebaiknya dilakukan proses cesar dan tidak
menyusui bayi,” ucap Yudiatmo.
Tidak mudah menangani kasus anak yang terinfeksi HIV. Ada banyak hal yang harus diperhatikan.
Dr.
Dina Muktiarti, SpA dokter spesialis anak RSCM di Jakarta, Jumat (8/5)
mengatakan ada beberapa masalah penanganan anak yang terinveksi HIV di
Indonesia. Masalah tersebut seperti obat HRV yang jenis obatnya
terbatas, dokter anak terlatih terbatas, kepatuhan pasien pada ARV,
problem makan anak karena HIV.
”Tidak ada kebiasaan rutin
mengkonsumsi ARV pada anak. Mereka biasanya menolak minum obat karena
rasa yang tidak enak,” ucapnya.
Menurutnya, untuk di RSCM
tercatat sekitar 250 kasus anak yang terdeteksi HIV selama 13 tahun
terakhir. ”Di luar negeri ada kasus pengidap HIV anak yang dapat
bertahan sampai 20 tahun. Sedangkan di Indonesia hanya bertahan sampai
12 tahun karena lambatnya deteksi awal,” katanya.
Dr. Yudiatmo,
SpOG, ahli kebidanan dan kandungan RSCM mengatakan faktor yang memegang
peranan penting penularan kepada anak adalah jumlah virus ibu. Semakin
banyak jumlah virus maka makin berisiko tertular pada anak atau bayi.
”Mekanisme
penularan bisa dari darah ibu, plasenta, ketuban, dan air susu ibu.
Jadi disarankan ibu yang positif HIV selama kehamilan rutin meminum
ARV. Pada proses melahirkan sebaiknya dilakukan proses cesar dan tidak
menyusui bayi,” ucap Yudiatmo.