Saat hasil pembuahan tertanam dalam rahim dan plasenta terbentuk, tubuh mulai menyiapkan diri untuk menjalani kehamilan. Sejumlah hormon yang menggawangi proses kehamilan, melahirkan hingga menyusui mulai berfungsi, antara lain:
*Estrogen; merangsang pertumbuhan payudara, mengendurkan jaringan untuk menunjang proses pembesaran perut dan memperkuat dinding rahim untuk mengatasi kontraksi. Namun estrogen juga dapat menyebabkan jaringan dan sendi tubuh melemah sehingga Anda kerap mengalami nyeri punggung.
*Progesteron; menghambat kontraksi selama masa kehamilan, menebalkan dinding rahim untuk membangun plasenta, mempengaruhi peningkatan suhu tubuh, mempersiapkan payudara untuk fase menyusui dan mempengaruhi suasana hati. Namun progesteron juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah sehingga aliran darah melambat dan membuat Anda mudah pusing, mual dan muntah, menurunkan gairah seks serta memperlambat kerja sistem pencernaan yang menyebabkan Anda sering mengalami kembung dan sembelit.
* HGC (Human Chorionic Gonadotropin); mempertahankan korpus luteum –bagian yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron- hingga plasenta terbentuk dengan sempurna. Hormon ini terbentuk dari jaringan bagian luar janin pada saat awal pertumbuhan janin dan plasenta.
*Placental Lactogen; merangsang pertumbuhan janin, juga mengubah metabolisme karbohidrat dan lemak sesuai kebutuhan janin. Sesuai namanya, hormon ini dihasilkan oleh plasenta.
*Oksitosin; merangsang kontraksi saat persalinan. Setelah kelahiran, hormon ini berperan mengalirkan air susu dan kontraksi rahim saat ibu menyusui yang mempercepat penyusutan rahim.
*Prolaktin; meningkatkan jumlah sel yang menghasilkan air susu ibu. Hormon ini juga menghambat proses pematangan sel telur sehingga diharapkan dapat menghambat kehamilan selama ibu masih memberi ASI secara eksklusif.
Usia awal kehamilan ini sering dianggap sebagai masa transisi yang tidak menyenangkan. Perubahan hormon mengakibatkan Anda sering merasa pusing dan mual apalagi jika mencium aroma yang tidak menyenangkan. Payudara juga bertambah besar sehingga bra terasa tak nyaman dikenakan. Rahim yang juga membesar mengakibatkan ukuran celana atau rok tidak pas lagi meskipun berat badan belum benar-benar bertambah. Pembesaran rahim biasanya juga menekan kandung kemih sehingga merasa sering ingin buang air kecil. Dan, karena tubuh bekerja keras menyesuaikan diri dengan kondisi baru ini, Anda akan merasa lebih cepat lelah dan cenderung emosional.
Mual dan pusing yang mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk juga untuk mengonsumsi makanan sehat, harus diatasi agar perkembangan janin tetap baik. Berikut trik untuk menyiasati gangguan ini:
* Minum dan minum lagi.
Rasa mual disebabkan oleh hormon beta HCG dalam sirkulasi darah. Sebaiknya Anda mengonsumsi cukup banyak cairan agar hormon ini keluar bersama urin.
* Sarapan.
Betapapun tergesanya Anda di pagi hari, jangan lupakan sarapan sebagai bekal energi sepanjang hari. Sereal beras atau susu dan biskuit bisa menjadi pilihan cepat.
* Kurangi makanan berlemak.
Pasalnya, lemak lebih sulit dicerna sehingga tertahan di sistem pencernaan tubuh. Hal ini dapat memunculkan gas dalam perut sehingga timbul kembung dan rasa mual.
* Camilan sehat.
Meskipun camilan perlu dibatasi bila kenaikan berat badan Anda terlalu tinggi, namun Anda tidak dianjurkan menahan lapar. Oleh karena itu, siapkan selalu camilan sehat seperti buah atau biskuit. Makanan ringan dapat dikonsumsi setiap 3 jam, di antara waktu makan Anda.
* Jangan terburu-buru bangun tidur pagi.
Secangkir teh atau jahe hangat dengan tambahan madu dapat memperbaiki sirkulasi darah dan menghangatkan perut yang kosong sejak malam.
* Sedikit, tapi sering.
Agar perut tidak kembung, siasati dengan makan sedikit namun lebih sering dari biasanya.
*Estrogen; merangsang pertumbuhan payudara, mengendurkan jaringan untuk menunjang proses pembesaran perut dan memperkuat dinding rahim untuk mengatasi kontraksi. Namun estrogen juga dapat menyebabkan jaringan dan sendi tubuh melemah sehingga Anda kerap mengalami nyeri punggung.
*Progesteron; menghambat kontraksi selama masa kehamilan, menebalkan dinding rahim untuk membangun plasenta, mempengaruhi peningkatan suhu tubuh, mempersiapkan payudara untuk fase menyusui dan mempengaruhi suasana hati. Namun progesteron juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah sehingga aliran darah melambat dan membuat Anda mudah pusing, mual dan muntah, menurunkan gairah seks serta memperlambat kerja sistem pencernaan yang menyebabkan Anda sering mengalami kembung dan sembelit.
* HGC (Human Chorionic Gonadotropin); mempertahankan korpus luteum –bagian yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron- hingga plasenta terbentuk dengan sempurna. Hormon ini terbentuk dari jaringan bagian luar janin pada saat awal pertumbuhan janin dan plasenta.
*Placental Lactogen; merangsang pertumbuhan janin, juga mengubah metabolisme karbohidrat dan lemak sesuai kebutuhan janin. Sesuai namanya, hormon ini dihasilkan oleh plasenta.
*Oksitosin; merangsang kontraksi saat persalinan. Setelah kelahiran, hormon ini berperan mengalirkan air susu dan kontraksi rahim saat ibu menyusui yang mempercepat penyusutan rahim.
*Prolaktin; meningkatkan jumlah sel yang menghasilkan air susu ibu. Hormon ini juga menghambat proses pematangan sel telur sehingga diharapkan dapat menghambat kehamilan selama ibu masih memberi ASI secara eksklusif.
Usia awal kehamilan ini sering dianggap sebagai masa transisi yang tidak menyenangkan. Perubahan hormon mengakibatkan Anda sering merasa pusing dan mual apalagi jika mencium aroma yang tidak menyenangkan. Payudara juga bertambah besar sehingga bra terasa tak nyaman dikenakan. Rahim yang juga membesar mengakibatkan ukuran celana atau rok tidak pas lagi meskipun berat badan belum benar-benar bertambah. Pembesaran rahim biasanya juga menekan kandung kemih sehingga merasa sering ingin buang air kecil. Dan, karena tubuh bekerja keras menyesuaikan diri dengan kondisi baru ini, Anda akan merasa lebih cepat lelah dan cenderung emosional.
Mual dan pusing yang mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk juga untuk mengonsumsi makanan sehat, harus diatasi agar perkembangan janin tetap baik. Berikut trik untuk menyiasati gangguan ini:
* Minum dan minum lagi.
Rasa mual disebabkan oleh hormon beta HCG dalam sirkulasi darah. Sebaiknya Anda mengonsumsi cukup banyak cairan agar hormon ini keluar bersama urin.
* Sarapan.
Betapapun tergesanya Anda di pagi hari, jangan lupakan sarapan sebagai bekal energi sepanjang hari. Sereal beras atau susu dan biskuit bisa menjadi pilihan cepat.
* Kurangi makanan berlemak.
Pasalnya, lemak lebih sulit dicerna sehingga tertahan di sistem pencernaan tubuh. Hal ini dapat memunculkan gas dalam perut sehingga timbul kembung dan rasa mual.
* Camilan sehat.
Meskipun camilan perlu dibatasi bila kenaikan berat badan Anda terlalu tinggi, namun Anda tidak dianjurkan menahan lapar. Oleh karena itu, siapkan selalu camilan sehat seperti buah atau biskuit. Makanan ringan dapat dikonsumsi setiap 3 jam, di antara waktu makan Anda.
* Jangan terburu-buru bangun tidur pagi.
Secangkir teh atau jahe hangat dengan tambahan madu dapat memperbaiki sirkulasi darah dan menghangatkan perut yang kosong sejak malam.
* Sedikit, tapi sering.
Agar perut tidak kembung, siasati dengan makan sedikit namun lebih sering dari biasanya.