Kematian mendadak Mbah Surip, 60, menyentak semua orang. Pemilik nama Urip Aryanto itu tutup usia di tengah puncak popularitasnya.
[img]http://media.vivanews.com/thumbs/74674_mbah_surip_thumb_300_225.jpg[/img]
Cucu Lestari, 35, anak angkat yang tinggal satu rumah dengan Mbah Surip, mengisahkan hari-hari Mbah Surip menjelang kematiannya, Selasa 4 Agustus.
Mbah Surip mulai mengeluh sakit pada Minggu 2 Agustus, sepulang dari manggung di Yogyakarta. Ia pulang ke rumah petak kontrakannya di Jalan SMA 64 No 79, RT 02 RW 03, Cipayung, Jakarta Timur. Di rumah sederhana itulah, Mbah Surip tinggal sejak 2003 bersama Cucu dan anak kandungnya, Farid.
Setibanya di rumah, kondisi fisik Mbah Surip lemah. Jalannya sempoyongan. Wajahnya pun pucat. Ia mengeluh tak enak badan. Perut dan dadanya sakit. Ia pun tak menolak saat dua anaknya menawarkan jasa mantri pengobatan. "Padahal biasanya dia paling sering nolak kalau diajak berobat," ujarnya.
Oleh sang mantri, Mbah Surip diminta istirahat penuh. Minggu malam, Mbah Surip pun tak membantah saat diminta tidur di kasur. Padahal Mbah Surip selama ini paling anti tidur di kasur. Ia biasanya tidur hanya beralas tikar.
Senin sore, 3 Agustus, Mbah Surip dibonceng sepeda motor oleh Farid mengungsi ke rumah pelawak Srimulat Mamiek Prakoso di kawasan Kampung Makassar. "Tujuannya biar Mbah Surip bisa istirahat tenang nggak bising," ujar Cucu.
Mbah Surip masih pucat sesampainya di rumah Mamiek. Namun, ia menolak saat diajak berobat ke rumah sakit. Ditemani Farid, ia memilih beristirahat di kediaman Mamiek.
Selasa pagi, 4 Agustus, kondisinya memburuk. Sekitar pukul 10.00, usai sarapan bubur, mulutnya mengeluarkan liur bercampur busa. Lima belas menit kemudian, ia pun dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pendidikan Kesehatan, yang berjarak sekitar dua kilometer. Namun, Mbah Surip menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan ke rumah sakit.
Hasil otopsi menunjukkan, Mbah Surip meninggal akibat gagal jantung. Kondisi itu diduga akibat kebiasaan buruk Mbah Surip mengonsumsi rokok dan kopi kental setiap waktu, juga kelelahan akibat padatnya aktivitas manggung dalam beberapa bulan terakhir.
selamat jalan mbah......
[img]http://media.vivanews.com/thumbs/74674_mbah_surip_thumb_300_225.jpg[/img]
Cucu Lestari, 35, anak angkat yang tinggal satu rumah dengan Mbah Surip, mengisahkan hari-hari Mbah Surip menjelang kematiannya, Selasa 4 Agustus.
Mbah Surip mulai mengeluh sakit pada Minggu 2 Agustus, sepulang dari manggung di Yogyakarta. Ia pulang ke rumah petak kontrakannya di Jalan SMA 64 No 79, RT 02 RW 03, Cipayung, Jakarta Timur. Di rumah sederhana itulah, Mbah Surip tinggal sejak 2003 bersama Cucu dan anak kandungnya, Farid.
Setibanya di rumah, kondisi fisik Mbah Surip lemah. Jalannya sempoyongan. Wajahnya pun pucat. Ia mengeluh tak enak badan. Perut dan dadanya sakit. Ia pun tak menolak saat dua anaknya menawarkan jasa mantri pengobatan. "Padahal biasanya dia paling sering nolak kalau diajak berobat," ujarnya.
Oleh sang mantri, Mbah Surip diminta istirahat penuh. Minggu malam, Mbah Surip pun tak membantah saat diminta tidur di kasur. Padahal Mbah Surip selama ini paling anti tidur di kasur. Ia biasanya tidur hanya beralas tikar.
Senin sore, 3 Agustus, Mbah Surip dibonceng sepeda motor oleh Farid mengungsi ke rumah pelawak Srimulat Mamiek Prakoso di kawasan Kampung Makassar. "Tujuannya biar Mbah Surip bisa istirahat tenang nggak bising," ujar Cucu.
Mbah Surip masih pucat sesampainya di rumah Mamiek. Namun, ia menolak saat diajak berobat ke rumah sakit. Ditemani Farid, ia memilih beristirahat di kediaman Mamiek.
Selasa pagi, 4 Agustus, kondisinya memburuk. Sekitar pukul 10.00, usai sarapan bubur, mulutnya mengeluarkan liur bercampur busa. Lima belas menit kemudian, ia pun dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pendidikan Kesehatan, yang berjarak sekitar dua kilometer. Namun, Mbah Surip menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan ke rumah sakit.
Hasil otopsi menunjukkan, Mbah Surip meninggal akibat gagal jantung. Kondisi itu diduga akibat kebiasaan buruk Mbah Surip mengonsumsi rokok dan kopi kental setiap waktu, juga kelelahan akibat padatnya aktivitas manggung dalam beberapa bulan terakhir.
selamat jalan mbah......