Melihat suami pulang kerja dengan wajah ditekuk, Anda langsung tahu ia sedang menghadapi masalah. Tapi ketika ditanya ada apa, Si Dia malah mengunci mulut dan memilih duduk di teras sambil merokok. Di lain hari, Anda merasa gemas karena suami bersikap cuek pada potongan rambut Anda yang baru. Jangankan pujian, komentar pendek pun tidak.
Jangan buru-buru putus asa karena Anda merasa susah nyambung dengan suami. Anda tidak sendirian. Pada dasarnya pria memang sulit mengekpresikan perasaannya. Lagi pula, ada triknya kok untuk membuat Si Dia lebih membuka diri untuk take and give.
Menurut psikolog Kasandra Putranto, pengenalan karakter pasangan adalah hal yang penting dalam sebuah hubungan. "Karateristik pasangan itu beda-beda, ada yang keras, nggak mau ditentang, atau memang pelit kata-kata," ujarnya. Setelah Anda kenal dengan karakter asli pasangan, baru kemudian dicari cara komunikasi yang paling tepat.
"Misalnya kalau suami tipe pendiam, barangkali komunikasi dengan surat bisa dipertimbangkan," saran Kasandra. Selain sifat dan karateristik, Anda juga perlu menyadari latar belakang keluarga atau pola asuh yang diterimanya dari orangtua. Anak yang didik dengan cara demokratis dan terbuka, tak mungkin menghasilkan anak yang tertutup, bukan?
[b]Bersikap Aktif[/b]
Tidak ada salahnya bersikap lebih aktif dan mengambil inisiatif dalam membuka keran komunikasi. "Sifat alami perempuan adalah ngemong, karena itu perempuan diharapkan lebih aktif," ujar Kasandra. Buat kebiasaan kecil untuk dilakukan bersama pasangan, misalnya sambil sarapan, sebelum tidur, atau di perjalanan menuju kantor.
"Walau hanya 5 menit sehari, bila digunakan dengan efektif untuk menunjukkan perhatian pada pasangan, lama-lama akan terbentuk hubungan yang berkualitas," papar Kasandara. Gunakan momen ini untuk bicara dari hati ke hati atau menanyakan keadaan pasangan.
Perlu dipahami juga bahwa komunikasi tidak harus dilakukan secara verbal tapi juga non verbal. Berkomunikasi bukan berarti mencekoki pasangan dengan ribuan kata-kata. Agar komunikasi berhasil, gunakan bahasa yang positif. Hindari melakukan labeling. Tuduhan-tuduhan seperti, "kamu kurang perhatian", atau "kamu udah mulai nggak cinta", sebaiknya dihindari.
Terakhir, dalam komunikasi yang penting adalah bicara dari hati ke hati. "Komunikasi bukan berarti saya bicara and gets everythings," kata Kasandra. Dengan menularkan kebiasaan berbagi perasaan atau lebih ekspresif menunjukkan cinta, percayalah, Si Dia lama-lama akan melakukan hal yang sama pada Anda.
Jangan buru-buru putus asa karena Anda merasa susah nyambung dengan suami. Anda tidak sendirian. Pada dasarnya pria memang sulit mengekpresikan perasaannya. Lagi pula, ada triknya kok untuk membuat Si Dia lebih membuka diri untuk take and give.
Menurut psikolog Kasandra Putranto, pengenalan karakter pasangan adalah hal yang penting dalam sebuah hubungan. "Karateristik pasangan itu beda-beda, ada yang keras, nggak mau ditentang, atau memang pelit kata-kata," ujarnya. Setelah Anda kenal dengan karakter asli pasangan, baru kemudian dicari cara komunikasi yang paling tepat.
"Misalnya kalau suami tipe pendiam, barangkali komunikasi dengan surat bisa dipertimbangkan," saran Kasandra. Selain sifat dan karateristik, Anda juga perlu menyadari latar belakang keluarga atau pola asuh yang diterimanya dari orangtua. Anak yang didik dengan cara demokratis dan terbuka, tak mungkin menghasilkan anak yang tertutup, bukan?
[b]Bersikap Aktif[/b]
Tidak ada salahnya bersikap lebih aktif dan mengambil inisiatif dalam membuka keran komunikasi. "Sifat alami perempuan adalah ngemong, karena itu perempuan diharapkan lebih aktif," ujar Kasandra. Buat kebiasaan kecil untuk dilakukan bersama pasangan, misalnya sambil sarapan, sebelum tidur, atau di perjalanan menuju kantor.
"Walau hanya 5 menit sehari, bila digunakan dengan efektif untuk menunjukkan perhatian pada pasangan, lama-lama akan terbentuk hubungan yang berkualitas," papar Kasandara. Gunakan momen ini untuk bicara dari hati ke hati atau menanyakan keadaan pasangan.
Perlu dipahami juga bahwa komunikasi tidak harus dilakukan secara verbal tapi juga non verbal. Berkomunikasi bukan berarti mencekoki pasangan dengan ribuan kata-kata. Agar komunikasi berhasil, gunakan bahasa yang positif. Hindari melakukan labeling. Tuduhan-tuduhan seperti, "kamu kurang perhatian", atau "kamu udah mulai nggak cinta", sebaiknya dihindari.
Terakhir, dalam komunikasi yang penting adalah bicara dari hati ke hati. "Komunikasi bukan berarti saya bicara and gets everythings," kata Kasandra. Dengan menularkan kebiasaan berbagi perasaan atau lebih ekspresif menunjukkan cinta, percayalah, Si Dia lama-lama akan melakukan hal yang sama pada Anda.