Dunia Wanita

Mulai Terhitung 17 Sept 2011 - 6 hari kedepan http://www.duniawanita.org akan bs di akses dengan alamat http://www.duniawanita.us
dan untuk selanjutan artikel akan update di website baru.
---------------------
Silahkan Kunjungi Website DWI
dengan tampilan dan artikel baru :
http://www.duniawanita.us

Join the forum, it's quick and easy

Dunia Wanita

Mulai Terhitung 17 Sept 2011 - 6 hari kedepan http://www.duniawanita.org akan bs di akses dengan alamat http://www.duniawanita.us
dan untuk selanjutan artikel akan update di website baru.
---------------------
Silahkan Kunjungi Website DWI
dengan tampilan dan artikel baru :
http://www.duniawanita.us

Dunia Wanita

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Indonesian Female'S Forum - Dunia Wanita Indonesia


    Anak Autis Butuh Empati Orangtua

    Aurel
    Aurel
    Admin
    Admin


    Female Lady The Power of Love
    IFSer Active Best  Members Donatur Top Poster

    Total Post : 1017
    Anak Autis Butuh Empati Orangtua Left_bar_bleue999 / 999999 / 999Anak Autis Butuh Empati Orangtua Right_bar_bleue


    Location : Jakarta
    Joint date : 2008-11-24

    Message
    Status: Members
    Mistake: 0

    Anak Autis Butuh Empati Orangtua Empty Anak Autis Butuh Empati Orangtua

    Post  Aurel 11/07/11, 06:45 pm

    [justify][img]https://i.servimg.com/u/f44/13/54/53/14/27852110.jpg[/img]

    [b]dunniawanita.us :[/b] Ketika mendapatkan diagnosa anak menyandang autisme, orangtua perlu menerima dengan tulus, dan yang paling penting adalah menyiapkan diri dengan empati. Merawat dan mengasuh anak penyandang autisme memerlukan empati.

    Psikiater, dr Kresno Mulyadi, SpKj, mengatakan empati menjadi kunci utama bagi orangtua dalam mengasuh dan merawat anak penyandang autisme. Ia menyebutkan, sabar, empati, tidak memanjakan adalah sejumlah sikap yang harus dimiliki orangtua dengan anak penyandang autisme.

    "Orangtua dan keluarga perlu berupaya tegas namun tidak keras. Empati menjadi kunci utamanya, tentu selain kesabaran yang tinggi," jelasnya di sela acara peluncuran buku karangannya, Autism is Treatable, yang diterbitkan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi The London School of Public Relations Jakarta memeringati hari jadi LSPR Jakarta ke-19, di Jakarta, Minggu (10/7/2011).

    Motivator anak yang akrab disapa Kak Kresno ini mengatakan saat menerima diagnosa bahwa anak menyandang autisme, yang perlu dilakukan pertama kali oleh orangtua adalah mensyukuri apa pun kondisinya. Dengan begitu, orangtua bisa memahami keunikan anak dengan autisme. Sikap menerima dan memahami inilah yang kemudian menumbuhkan empati pada orangtua dan keluarga. Sebab kesabaran tanpa empati, mendorong pada perlakukan keliru pada anak autis.

    "Banyak orangtua atau keluarga yang melakukaan penyangkalan begitu mengetahui anaknya menyandang autisme. Penyakit ini dianggap sebagai aib yang mengusik harga diri. Pemahaman mengenai autisme juga tidak tepat. Sehingga orangtua keliru memperlakukan anak penyandang autisme," jelasnya.

    Orangtua butuh pelatihan
    Menurut Kak Kresno, orangtua dengan anak penyandang autisme tak hanya memerlukan edukasi, namun yang lebih penting adalah pelatihan. Pelatihan terhadap orangtua dengan anak penyandang autisme dibutuhkan agar tak keliru memperlakukan anak autis.

    "Autisme bukan cacat. Anak dengan autisme membutuhkan terapi sedini mungkin, dan terapi yang intensif dan terpadu. Terpadu di sini mengandung arti, selain di sekolah, terapi juga dilakukan oleh terapis ahli, termasuk keluarga di rumah. Anak dengan autisme sebenarnya memiliki IQ yang baik, hanya saja EQ dan SQ tidak setara dengan IQ-nya. Karenany dibutuhkan terapi untuk mengatasi anak dengan autisme. Mulai terapi obat, perilaku, sensori integrasi, fisik, dan biomedis," jelas Kak Kresno.

    Kak Kresno memang dikenal sebagai profesional yang fokus pada terapi autisme sejak 1998. Melalui buku yang ditulisnya, Kak Kresno mengajak orangtua untuk lebih memahami cara merawat dan mengasuh anak penyandang autisme. Karenanya dengan menggandeng berbagai pihak, pria kelahiran Klaten, 28 Agustus 1951 ini menjemput bola untuk memberikan pelatihan mengenai autisme, terutamanya menyasar para orangtua.

    "Mulai Ramadhan nanti, saya memulai pelatihan kepada keluarga dan masyarakat agar memiliki pengetahuan mengenai autisme. Sebagai langkah awal, nantinya akan diadakan pelatihan bekerjama dengan dinas pendidikan di Banten. Selanjutnya, saya mengajak siapapun yang merasa bertanggungjawab untuk memberikan edukasi dan pelatihan mengenai autisme kepada masyarakat," jelasnya.[/justify]

      Current date/time is 19/03/24, 12:54 pm