setelah kami beristirahat..
Keesokan harinya kami berencana ke tempat teman kami yang adalah dokter PTT di Tiom.
Pagi hari sekitar jam 9 kami naik taksi (Angkot) menuju ke Pit River.. Perjalanan melewati Kimbim, mulia.. Sampai di Pit River kami harus menyebrangi jembatan yang dimana dibawahnya dialiri oleh anak sungai baliem yang deras dan jembatan itu hanya bisa dilewati 1 orang. Ketika ingin menyeberang ada seorang ibu dengan menggunakan noken (semacam tas yang dibuat dari serat rumput yang sangat kuat. Bahkan ada yang memuat seorang anak. Tas tersebut biasa ditaruh di dahi mereka). Terpaksa kami harus menanti.
Kemudian kami menyeberangi jembatan.. Lalu kami mulai berjalan. Karena teman saya biasa hiking.. Dia dan teman dokter saya berjalan dengan cepat.
Di tengah jalan ada seorang ibu tanpa menggunakan alat bantu menyeberangi anak sungai baliem itu dengan tenang.. Sambil berteriak seperti memanggil "aiii.. Aiii..";)
Kami terus berjalan.. Mentari semakin tenggelam menuju peranduannya.. Tertinggallah saya sendiri..
Wah.. Repot nih keluh saya.. Tiba2 muncul seorang bapak. Saya sedikit khawatir, karna tinggal saya sendiri sementara sudah semakin gelap..
Ketika bapak tersebut mendekat dan bertanya apakah saya temannya dokter..
Hufh.. Lega ternyata dikirim mantri untuk menjemput saya. Sementara nafas saya sudah mulai habis..
Saya bertanya.. "Pak.. Masih jauh tidak puskesmas nya." bapak itu menjawab.. "Ah sudah dekat.. Itu 2 bukit lagi.. "
Langsung terduduk lemas saya..
"Pak istirahat dulu.." kita duduk sebentar.. Akhirnya sekitar jam 6.30 kita sampai di tempat teman saya dokter itu. Mmm.. Tidak banyak yang di lihat karna sudah gelap.
Hanya ada pemandangan yang luar biasa.. Ketika saya melihat ke langit. Bintang2 bertebaran seperti taburan permata.. Luar biasa ciptaan yang Kuasa...
Mau tidak mau kita bersyukur :-)
Keesokan paginya tak hentinya saya mengangumi keindahan lembah itu.. Luar biasa.. Ternyata keindahannya wamena tidak kalah dengan luar negeri
Ps: maaf dokumentasi foto saya banyak diminta teman. Dan film nya rusak. Dengan sangat menyesal tidak dapat menampilkan pic.
Jika pernah nonton film Denias kira2 seperti itu keindahan alamnya.. Tapi suasana itu yang harus dirasakan sendiri
Keesokan harinya kami berencana ke tempat teman kami yang adalah dokter PTT di Tiom.
Pagi hari sekitar jam 9 kami naik taksi (Angkot) menuju ke Pit River.. Perjalanan melewati Kimbim, mulia.. Sampai di Pit River kami harus menyebrangi jembatan yang dimana dibawahnya dialiri oleh anak sungai baliem yang deras dan jembatan itu hanya bisa dilewati 1 orang. Ketika ingin menyeberang ada seorang ibu dengan menggunakan noken (semacam tas yang dibuat dari serat rumput yang sangat kuat. Bahkan ada yang memuat seorang anak. Tas tersebut biasa ditaruh di dahi mereka). Terpaksa kami harus menanti.
Kemudian kami menyeberangi jembatan.. Lalu kami mulai berjalan. Karena teman saya biasa hiking.. Dia dan teman dokter saya berjalan dengan cepat.
Di tengah jalan ada seorang ibu tanpa menggunakan alat bantu menyeberangi anak sungai baliem itu dengan tenang.. Sambil berteriak seperti memanggil "aiii.. Aiii..";)
Kami terus berjalan.. Mentari semakin tenggelam menuju peranduannya.. Tertinggallah saya sendiri..
Wah.. Repot nih keluh saya.. Tiba2 muncul seorang bapak. Saya sedikit khawatir, karna tinggal saya sendiri sementara sudah semakin gelap..
Ketika bapak tersebut mendekat dan bertanya apakah saya temannya dokter..
Hufh.. Lega ternyata dikirim mantri untuk menjemput saya. Sementara nafas saya sudah mulai habis..
Saya bertanya.. "Pak.. Masih jauh tidak puskesmas nya." bapak itu menjawab.. "Ah sudah dekat.. Itu 2 bukit lagi.. "
Langsung terduduk lemas saya..
"Pak istirahat dulu.." kita duduk sebentar.. Akhirnya sekitar jam 6.30 kita sampai di tempat teman saya dokter itu. Mmm.. Tidak banyak yang di lihat karna sudah gelap.
Hanya ada pemandangan yang luar biasa.. Ketika saya melihat ke langit. Bintang2 bertebaran seperti taburan permata.. Luar biasa ciptaan yang Kuasa...
Mau tidak mau kita bersyukur :-)
Keesokan paginya tak hentinya saya mengangumi keindahan lembah itu.. Luar biasa.. Ternyata keindahannya wamena tidak kalah dengan luar negeri
Ps: maaf dokumentasi foto saya banyak diminta teman. Dan film nya rusak. Dengan sangat menyesal tidak dapat menampilkan pic.
Jika pernah nonton film Denias kira2 seperti itu keindahan alamnya.. Tapi suasana itu yang harus dirasakan sendiri